Ilmu Tasawuf Modern dalam
Islam
Pengertian Tasawuf yang kita kenal selama ini
adalah Tasawuf para sufi yang meninggalkan dunia bahkan membenci dunia.
Sebagaimana yang dilakukan oleh para sufi pada abad ke dua dan ketiga yang
benar-benar mensucikan diri dari keduniaan dan menyatukan diri dengan tuhan.
Menfanakan dirinya serta mengkekalkan zat tuhan sehingga banyak pemikiran dan
amalam Tasawuf yang susah diterima oleh orang awam, lantaran dalamnya pemaknaan
dan kecintaan kepada tuhan sehingga menghilangkan kecintaan terhadap dunia dan
dirinya.
Tasawuf
sebagaimana yang pernah dibahas pada artikel sebelumnya adalah : ilmu tentang
bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Ilmu tentang
cara mensucikan hati dari segala urusan yang menghalangi kedekatan kepada
tuhan. Serta ilmu tentang bagaimana memahami hakekat tuhan, seperti zat-Nya,
wujud-Nya dan lain sebagainya.
Ilmu Tasawuf
itu sendiri lahir pada abad kedua. Tasawuf ini disebut juga Tasawuf sunni. Pada abad berikutnya lahirlah
berbagai macam aliran dalam Tasawuf : Tasawuf Akhlaki, Tasawuf Falsafi, Tasawuf Amali ada juga Tasawuf syiah dan sekarang ini muncul
pemikiran baru dalam Tasawuf yaitu Tasawuf Modern. Semua aliran Tasawuf itu
pada hakekatnya adalah sama yaitu ilmu tentang cara mencintai Allah dengan
pendekatan yang berbeda-beda. Baca juga: hubungan tasawuf dan ilmu kalam
Profil Hamka
Sebelum kita
bahas lebih lanjut tentang pemikiran Tasawuf modernnya Hamka, mari kita ulas
sedikit tentang profil Hamka.
Biodata diri
Nama :
H. Abdul Karim Amrullah, disingkat dengan HAMKA
Tempat/
Tanggal lahir : Kampung Molek Maninjau ,Sumatera Barat / 17 February 1908
Prof Buya
HAMKA adalah seorang ulama, pemikir Islam, pendakwah dan juga seorang sastrawan
yang telah banyak melahirkan karya-karya besar seperti: Tafsir Al Azhar,
Tasawuf Modern, Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, Di bawah Lindungan
Ka’bah dan lain sebagainya. Hamka adalah penulis yang sangat produktif. Selain
itu beliau juga aktif di organisasi dakwah Muhammadiyah.
Buya Hamka
lahir dari kalangan ulama. Ayahnya Syekh Abdul Karim merupakan pendiri pondok
pesantren Tawalib Padang Panjang serta pelopor gerakan Pembaharuan Islam di
Minangkabau. Perkembangan intelektual Hamka tidak lepas dari pengaruh sang
ayah.
Hamka aktif
di organisasi dakwah Muhammbadiyah sejak merantau ke tanah Jawa dan bertemu
dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah. Karirnya di organisasi dimulai dari
memimpin cabang Muhammadiyah Padang Panjang, lalu beliau juga diberikan amanah
memimpin Majlis Muhammadiyah Sumatera Barat.
Dalam bidang
politik, Hamka tergabung dalam partai Serikat Islam. Hamka aktif melawan
penjajah Belanda yang hendak kembali menguasai Indonesia, dan juga telibat
dalam gerilya di hutan. Hamka juga pernah menjadi anggota Masyumi. Dalam karir
politiknya Hamka sering bergeseran dengan para aktivis partai Nasionalis dan
Komunis, lantara pendapatnya yang lebih menegakkan dakwah Islam. Hamka juga
pernah dipenjarakan Presiden Soekarno, dan dalam penjara itulah Hamka menyusun
buku Tafsir Al Azhar.
Pemikiran Tasawuf Modern Hamka
Sebagaimna
ilmu Tasawuf yang kita pahami selama ini, suatu ilmu yang mengkaji tentang cara
mensucikan diri dari dosa dan dunia untuk mendekatkan diri kepada tuhan.
Tasawuf lahir akibat gaya hidup orang semakin hedonis dan glamor yang semakin
jauh dari tuhan. Dan gaya hidup yang penuh dengan kecintaan terhadap dunia dan
kering akan rohaniah.
Untuk
mendekatkan diri kepada Allah para ahli sufi memiliki cara dan metode masing
masing seperti: mengawali dengan tobat dari dosa dengan tobat nasuha, lalu
melepaskan kecintaan pada dunia atau (zuhud) dan latihan rohani yang lain yang
pada puncaknya mencapai ma’rifat.
Dalam
Tasawuf ini banyak hal yang tidak bisa dicerna dengan akal karena semua
berhubungan dengan rasa cinta yang sangat tinggi pada tuhan. Tasawuf juga tidak
mengikatkan diri pada aturan baku syari’ah. Oleh karena itu banyak ahli
Fiqih yang kadang tidak paham dengan para sufi dan menganggap mereka musyrik
dan sesat.Pada Tasawuf Modern, Hamka memberikan perspektif baru dalam
bertasawuf, menurut Hamka kebahagiaan itu adalah agama,dan agama itu adalah
aqidah. Aqidah yang baik melahirkan akhlakul karimah. Hamka dalam
bertasawuf tidak sama seperti sufi pada aliran Tasawuf yang lain. Tasawufnya
Hamka tetap berpegang pada sumber pokok ajaran Islam yaitu
Alquran dan Hadist, sebagaimana yang dijalankan dan di contohkan Rasulullah
SAW.
Tasawuf Modern
lebih mememurnikan aqidah yang terlepas dari praktek bid’ah, syirik dan kurafat.
Hamka juga tidak melakukan tingkatan-tingkatan rohaniyah yang dilakukan para
sufi yang dahulu. Dan juga tidak pernah mengalami peristiwa mistik dan lainnya.
Tasawuf menurut Hamka bisa menjadi positif dan negatif.
- Tasawuf jadi negatif jika:
- Dilaksanakan dalam kegiatan yang tidak digariskan Alquran dan Hadist. Contoh, mengharamkan diri terhadap hal yang dihalalkan Allah.
- Dilaksanakan pada kegiatan yang berlandaskan pada pandangan “dunia harus dibenci”.
- Tasawuf bisa positif jika :
- Dijalankan berdasarkan tuntunan Alquran dan Hadist.
- Dilaksanakan atas kepedulian yang tinggi. Mengangkat kembali roh tasawuf dengan zuhud. Zuhud yang dimaksud adalah gaya hidup yang tidak berorentasi pada dunia.
Hamka
merumuskan Tasawuf ke dalam 4 struktur Tasawuf yang didefinisikan sebagai
berikut:
- Konsep tentang tuhan dengan manusia – Hubungan tuhan dan manusia tetap sebagai khaliq dan makhluk. Oleh karena itu manusia harus melakukan peribadatan sesuai dengan tuntunan Alquran dan Hadist.
- Jalan Tasawuf – Zuhud adalah sikap bertasawuf yang harus dikedepankan dalam melaksanakan peribadatan serta aqidah yang benar.
- Penghayatan Tasawuf – Hamka menyimpulkan bahwa jalan Tasawuf itu adalah sikap zuhud yang benar dalam baribadah. Ibadah yang dilaksanakan dengan sungguh-sungguh mengantarkan orang pada pengalaman bertasawuf dalam wujud ketaqwaan
- Refleksi Tasawuf – Tujuan akir dari bertasawuf menurut Hamka adalah tercapainya kepekaan sosial yang tinggi. Seorang sufi akan mencapai karomah dalam bentuk sosial releguis, yaitu dorongan untuk membantu orang dilandaskan pada ketaqwaan pada Allah
Demikianlah
ulasan tentang ilmu Tasawuf Modern berdasarkan perspektif Hamka. Pemikiran ini
dituliskan dalam bukunya dengan judul “ Tasawuf Modern” yang menurut
Hamka penting untuk dikenalkan kembali pada masyarakat saat ini, Agar tumbuh
kepekaan sosial yang tinggi atas dasar kecintaan pada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar